Minggu, 10 Agustus 2008


Persebaya setelah gagal menunjukan performa di beberapa uji coba, hingga pada puncaknya di ajang Piala Gubernur Jatim, Pasukan Green Force semakin amburadul saja. Uji coba terakhir, arek-arek Karang Gayam hanya mampu bermain imbang melawan PKT Bontang.

Kegagalan demi kegagalan tak hanya menerpa permainan tim bajol ijo, kinerja manajemen juga perlu dijadikan sorotan. Bagaimana tidak, masalah pemenuhan skuad tim Green Force hingga kini masih menjadi beban yang belum terpecahkan oleh Pengurus.

Aneh, Tim sebesar dan sedigdaya Persebaya, hanya memiliki dua orang striker. Itupun salah satunya bakal dipecat, dan satunya lagi striker gaek yang levelnya sudah tidak layak untuk bersaing dengan striker divisi utama lainnya. Manajemen sepertinya "terlalu sungguh-sungguh" melakukan perekrutan pemain, dengan selalu berdalih efisiensi dan kualitas manajemen jadi terkesan lambat dan jalan ditempat dalam melakukan perburuan pemain. Padahal kita tau sendiri, kurang dari sebulan lagi kompetisi negeri ini bakal bergulir.

Ditengah deadline pendaftaran pemain, muncul berita terakhir dari Koran Pagi terbitan Surabaya, yang mengatakan bahwa Manajemen bakal melakukan pencoretan beberapa pemain yang telah diikat kontrak, diantaranya disebutkan, Zelimir Dragovic (kiper), Roberto Lopez, (Gelandang) dan Andi Supendi (Striker). Apabila berita yang dirilis pagi ini tersebut benar, betapa senangnya Manajemen Persebaya menyianyiakan uang rakyat (Uang APBD yang dikucurkan untuk Green Force), hanya untuk membayar klausul kontrak yang telah dilanggar pihak I, atau manajemen Persebaya.

Arek-arek mungkin masih ingat bagaimana manajemen harus membayar sekian juta setelah mencoret pelatih asingnya yang telah dikontrak,Gildo Rogrigues. Tidak tahu karena faktor apa, waktu itu manajemen begitu yakin dengan kemampuan pelatih yang juga ayah kandung Stevano Cuggura. Dengan berbekal CV dan keterangan sang anak, Manajemen langsung memutuskan mengotrak Gildo dan mencoret Fredy Mulli (pelatih sebelumnya). Padahal Bonek Mania dan pengamat sepakbola Surabaya telah percaya dengan kemampuan Fredy, yang telah mengantarkan Green Force juara Piala Gubernur, Lolos ke Divisi Utama dan sekaligus juara Divisi I.

Yang menjadi pertanyaan, kalau seandainya Manajemen dengan alasan kualitas bakal mencoret ketiga pemain diatas, maka Manajemen harus mengeluarkan berapa juta lagi untuk membayar klausul kontrak yang telah dibuat sebelumnya.Apalagi Drago dan Lopez merupakan pemain asing, yang pastinya kontrak mereka bernilai besar. Kalaupun kualitas ketiganya dibawah standar yang ditentukan Manajemen, ya mengapa harus dikontrak terlebih dahulu? Lantas atas pertimbangan dan pertujuan siapa, ketiganya begitu saja dikontrak? Siapa coba yang harus bertanggung jawab...?

Pertanyaan kedua, adakah pemain berkualitas lainnya baik asing maupun lokal yang dalam waktu singkat ini masih nggangur alias belum mempunyai klub? Nah, terus mau kemana Manajemen mencari pemain berkualitas untuk menambal stock pemain yang belum tersedia?

Rupanya badai di Karang Gayam masih belum berlalu, Kalau hal ini tidak segera diatasi, ya Habis Gelap janganlah berharap Terang, tapi Kesuraman akan masa depan Persebaya di Ligina ini yang bakal kita hadapi bersama...

Yo opo iki rek Persebaya...?